Saturday, February 25, 2012

[hope] It is funny

Ceritanya, hari ini, gue, Mimi, dan Mumu punya beberapa rencana untuk dikerjakan. Pulang sekolah, kita bertiga harus pergi ke percetakan buat nyetak poster. Rencana kedua sebenernya kita harus mengantarkan beberapa proposal sponsorship ke beberapa restoran. Sebut aja Restoran A, B, dan C. Restoran B dan C itu berdekatan, sementara A itu jauh. Jadi, ekstrakurikuler yang gue ikuti di sekolah mau mengadakan semacam lomba bulan depan dan hari ini kita mau nyetak poster buat itu. Sebenernya, perjalanan dari sekolah ke percetakan lumayan deket, tapi entah mengapa gue menganggap itu jadi lumayan jauh. Dengan kondisi, gue kebelet pipis, dan udara di luar yang kelewat panas. Sebenernya gue bisa aja langsung pulang, karena gue enggak seharusnya ngurusin poster.

Di jalan

Mimi : "Fan, emang kita hari ini jadi mau kasih sponsor?"
Gue : "Emang kenapa? Apa mau besok aja pulang Gereja?" (Mumu enggak pergi ke Gereja)
Mimi : "Oh boleh boleh tuh..."

Oke, keputusan sudah dibuat. Sponsornya besok. Eh, tapi tunggu...otak gue seakan langsung connect...

Gue : "Mi, kalo mau besok sponsornya, ngapain dong sekarang gue ikut lo ke percetakan? Gue kan bisa langsung pulang!" (Mimi mikir terus nyengir)
Mimi : "Oh iya ya, yaudah yaudah hari ini. Tenang aja, Fan."

Semua berjalan lancar di percetakan. Tawar menawar sama mbak-mbaknya, ng-edit sebentar di sana dan langsung cetak. Awalnya, kita kira bakal harus besok di ambilnya hasil cetakan itu, tapi ternyata bisa di tunggu. Sebenernya, dari tadi di percetakan gue mikir...

Sekarang kita ada di daerah sini, kalo mau ke restoran A, B, dan C gimana caranya ya? Semuanya jauh. Mana panas, naik angkot pula. Akhirnya gue mendekati Mimi...

Gue : "Mi, besok aja, yuk, sponsornya. Panas banget nih, gue dari sini langsung pulang."
Mimi : "Yaaaah, ko gitu, sih, Fan? Lo enggak apa-apa nanti? Lo ngambek ya sama gue?"
Gue : "Enggak, Mi, besok aja yaa?? Panas bangeeett."
Mimi : "Udah, Fan, hari ini aja, tenang. Lo bohong! Lo pasti ngambek sama gue. Lo enggak bakal sia-sia kok ikut ke sini. Kita kasihnya hari ini."

Dalem hati sebenernya gue pengen bilang, "MI INI PANAS BUKAN MASALAH GUE SIA-SIA DATENG KE SINI. GUE BISA GOSONG JADI ABU SAMPE RUMAH."

Akhirnya, gue diem aja..okeeey tetep hari ini.

Keluar dari percetakan.
Mimi : "Kita naik angkot apa nih, Fan, kalo mau ke restoran A?"
Mumu : "Beli es krim dulu, yu."
Gue : "Oke, beli es krim."
Gue : "Eh, Mi, lo tau Restoran A itu dimana?"
Mimi : "Tau."
Gue : "Emang di mana? Masuk ke Villa Duta?"
Mimi : "Enggak, ko, belum sampe ke sana. Di pinggir jalan." (Gue mikir, restoran deket Villa Duta, pinggir jalan. JANGAN-JANGAN.....)
Gue : "Restorannya itu yang naik ke atas, bukan?" (Semua bengong. Oh tidak, salah ngomong.)
Gue : "Maksud gue, yang naik ke atas dulu sebelum pintu utamanya."
Mimi : "Iyaaa."
Gue : "Gila, lo! Itu kan gede banget."
Mimi : "Emang kenapa?! Kita harus dandan dulu?" (Sebenernya itu yang gue pikirin. Bayangin aja, bau keringet, bawa barang banyak banget, mau ketemu manager restoran gede. Oh tidak!)
Gue : "Enggak, sih, oke lanjut."

Akhirnya kita beli es krim. Gue ambil magnum, Mumu ambil apa gue lupa, dan Mimi juga ambil magnum. Kita makan di angkot. Jadi, untuk ke Restoran A, kita harus naik angkot dua kali. Angkot pertama turun di depan Balaikota, dan angkot kedua turun di depan Restoran A. Pas kita turun dari angkot pertama dan berdiri di seberang Balaikota, sambil tetep megang es krim masing-masing, tiba-tiba ada tiga orang berhenti di depan kita. Dua cowok, satu cewek. Pake baju ngejreng-ngejreng. Gue kira turis Asia, tapi ternyata....orang pribumi.

Cowok1 : "Permisi, kalo Kebun Raya di mana, ya?" (Mimi udah nunjuk ke tempat di belakang kita. Oke, sebenarnya itu Istana, tapi karena Istana dan Kebun Raya itu berdekatan, jadi selama ini semua orang yang tinggal di kota tempat gue tinggal akan menganggap itu juga bagian dari Kebun Raya)

Gue : "Di sana." (Gue nunjuk ke arah yang berlawanan dari Mimi)
Mimi : "Eh, oh, iya, di sana."
Cowok1 : "Masih jauh ga? Kira-kira berapa jam perjalanan?" (Tampang ngelucu tapi garing dan gue cuma nyengir kering)
Gue : "Heheh, enggak sampe satu jam ko."
Cowok1 : "Ikutin terus jalan ini, ya? Nanti sampe?" (Kita bertiga ngangguk)
Cewek : "Kalo naik angkot lebih deket, ga?"
Gue : "Iyalah lebih deket." (Mbak, mau di lempar sepatu apa penggorengan?!)
Mumu : "Enggak lebih deket juga sih, lebih cepet."
Gue : "(GUBRAK) oh iya."
Cowok1 : "Oke deh, makasih ya."
Cewek : "Makasih ya." (Kita bertiga nyengir sambil bilang 'Iya' sementera si Cowok2 cuma nyengir sambil lewat)

Mimi : "Sebenernya tergantung lo, sih, Mas, jalannya sambil gimana, kalo jalannya kayak keong ya besok baru sampe." (Mimi mencibir dan semua ketawa)
Gue : "Eh, tapi sadar nggak sih, lo, kalo pintu Kebun Raya yang di depan Pasar itu kan lumayan jauh dari sini. Pintu yang di deket Kantor Pos itu kan jarang di buka."
Mimi : "Iya, ah udah nanti juga kalo enggak sampe-sampe mereka naik angkot."

Masalah selesai. Kita naik angkot kedua. Di dalem angkot ada anak kecil. Sial, kita lagi makan es krim. Karena es krimnya udah hampir abis, jadi enggak mungkin di tunda dulu makannya. Itu anak kecil sayangnya ngeliatin terus dan oke gue diem aja. Enggak lama, dia tidur. Mungkin cape ngiler. Turun dari angkot dan sampe di depan Restoran A. Mumu nganga.

Mumu : "Gila, gila, Teh. Cologne, cologne!" (Mimi emang bawa minyak wangi)
Mimi : "Mau ke toilet dulu baru masuk?"
Mumu : "Teh, cologne, teh!"
Mimi : "Mau di sini?" (Kita di pinggir jalan abis turun angkot)
Gue : "Enggaklaah, kita ke toilet aja dulu."

Akhirnya, kita ke toilet. Ngaca, rapiin rambut, dan pake cologne-nya Mimi. Entah kenapa, di sini Mumu kelihatan nervous banget. Di depan toilet, dia tiba-tiba bilang,

Mumu : "Teh Mimi, kenapa rambutnya digituin?"
Mimi : "Ha? Emangnya kenapa?" (Sambil pegang-pegang rambut)
Mumu : "Agak nggak rapi aja gitu, Teh."
Mimi : "Iya?" (Sambil masih pegang-pegang rambut)
Gue : "Udah, lanjutlah."

Kita pun lanjut. Masuk ke dalam restoran dan tiba-tiba mencium aroma masakan padang. Loh? Ini bukan restoran padang x_x Kita ke meja kasir, tanya sama dia ada manager/supervisi enggak, katanya enggak ada, lagi liburan. Oke, kita buat janji besok, jam 11. Proposal udah di kasih, dititipin ke mbak kasir. Kita keluar.

Di luar, sebenarnya kita berdebat banyak tentang mau-pergi-kemana. Tapi akhirnya kita tetep milih untuk ke Restoran B dan C. Kondisinya juga, kita harus naik angkot dua kali.

Di angkot pertama
Gue : "Kira-kira mereka bertiga udah sampe Kebun Raya belum, ya?" (Ga ada yang jawab, cuma pada ketawa)

Di angkot kedua, kita duduk berderet di kursi empat. Di depan kita, ada anak-anak, mungkin seumuran sama kita tapi pake baju bebas. Kayaknya mau main gitu. Tiba-tiba, Mumu yang duduk di samping gue (Mumu duduk di tengah, di antara gue sama Mimi) ngajak gue ngomong.

Mumu : "Teh, itu yang duduk di depan resleting celananya kebuka." (Bisik-bisik. Bodohnya, gue ngeliat ke arah kursi supir)
Mumu : "Itu, Teh, cewek yang di depan Teteh." (Akhirnya gue ngelihat ke arah yang dimaksud. Oh iya! Tapi gue ga kenal. Kalo gue tegor juga, bisa malu dia)
Gue : "Udah, diemin aja."

Gak lama, Mimi ajak gue ngomong.
Mimi : "Fan, itu temen lo resletingnya kebuka." (Ngomong tanpa suara)
Gue : "Siapa?!" (Mimi mengarah ke orang yang sama di bilang sama Mumu)
Gue : "Dia bukan temen gue!"
Mimi : "Iya gue tau dia bukan temen lo tapi resletingnya kebuka." (Karena sebenernya gue enggak ngerti apa yang terjadi, akhrinya gue cuma ketawa, dan Mimi pun nyengir)

Di Restoran B, ternyata sama. Enggak ada manager/supervisi. Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yang panjang dengan udara yang tiba-tiba berubah jadi mendung, kita memutuskan untuk makan. Milih makanan, lumayan makan waktu banyak.

Di restoran ini, sistem pesennya, kita yang tulis makanan di secarik kertas. Karena gue yang pertama kali memutuskan untuk pilih makan apa, akhirnya gue yang nulis.

"1 Nasi goreng ayam"

Gue : "Eh, minumnya mau apa?"
Mumu : "Aku teh manis anget aja, deh, Teh. Masa sama teh manis dingin bedanya 500?"
Mimi : "Mu, seriusan? Ini panas banget, loh!" (Udaranya maksudnya)
Gue : "Iya, Mu, lo gila, aja."
Mimi : "Tapi terserah, sih, kata gue ini panas."
Mumu : "Yaudah deh, Teh, teh manis dingin aja."

"1 Nasi goreng ayam"
"3 teh manis dingin"

Gue : "Kalian mau makan apa?"
Mimi : "Bentar gue mau tanya dulu."

Akhirnya kita panggil mas-masnya yang kerja di situ.

Mimi : "Mas, ini menu yang ayam+nasi+lalap+sambal itu ayamnya apa, ya? Goreng apa bakar?"
Mas-mas : "Oh, itu sesuai selera aja, boleh pilih mau bakar apa goreng."
Mimi : "Oh gitu, yaudah deh, Mas, saya mau satu ayam bakar ya, yang itu." (Masnya bengong, kita semua bengong. Tiba-tiba, gue tersadar kalo gue yang pegang kertas buat nulis menu)
Mimi : "Oh iyaaaa! Lo yang nulis ya, Fan? Sorry sorry, hahahahaha..." (Mumu ikutan ketawa, dan gue dengan muka nyesek. Serasa gue yang jadi pegawai di sini)
Gue : "Kamu apa, Mu?"
Mumu : "Sama aja kayak Teh Mimi.

"1 Nasi goreng ayam"
"3 teh manis dingin"
"2 ayam bakar+nasi+lalap+sambal"

Abis itu, gue kasih ke mas-masnya.

Mas-mas : "Diualng ya, pesanannya. 1 Nasi goreng ayam, 3 es teh manis, 2 ayam bakar...."
Gue : "Es teh manisnya yang dingin ya, Mas."
Mas-mas : "Ha?"
Mimi : "Yaiyalah, Fan, dingin kan es teh manis."
Gue : "OH IYAAAAA!" (Gilaa gue malu banget! Gue mikirnya tadi gue nulis teh manis dingin di kertas itu, tapi di nyebutnya es teh manis enggak ada dingin-nya. Bodooh!)
Gue : "Oh iya, Mas, maaf."
Mas-mas : "Saya kira ayam bakarnya yang dingin."

GUBRAAAAKK. Mimi, Mumu, dan bahkan mas-mas itu ketawa. Hancurlah reputasi gue di sini.

Setelah makan, Mumu dan Mimi pergi cuci tangan karena mereka makan pake tangan. Pas balik, Mumu menemukan kucing. Fyi, gue enggak terlalu suka kucing sementara Mimi dan Mumu suka banget sama kucing. Akhirnya, mereka main sama kucing itu, gue sibuk sama hp. Mereka kasih makan kucing itu pake tulang-tulang ayam bekas mereka makan. Dan gak lama, akhirnya Mumu gendong itu kucing terus dipangku di paha dia. Gue tetep mainin hp. Tiba-tiba, ada mas-mas lewat (beda sama yang tadi)

Mas-mas : "Mbak, kucingnya bawa pulang aja."
Mumu : "Ha?"
Mas-mas : "Kucingnya bawa pulang aja." (Gue kira reaksi Mumu bakal ketawa tapi ternyata..)
Mumu : "Enggak ah, Mas, gak usah." (GUBRAK)

Setelah Mimi kita ceritain kisah mas-mas itu, Mimi tiba-tiba ketawa.
Mimi : "Hahahahaha, gue baru denger ada mas-mas yang kayak gitu." (Sebenernya gue gak ngerti, tapi gue ikut ketawa aja)


Oh tidak, sebenarnya ini masih ada lanjutan ceritanya, cuma sayangnya punggung gue udah sakit banget senderan di tempat tidur, dan paha gue udah pegel banget mangku laptop. So, chao!